Bangko-Sejak ditetapkan pada 10 Juli 2019 lalu sampai pagi kemarin Selasa (27/8), Kabupaten Merangin masih menetapkan status siaga darurat Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Sejauh ini menurut Wabup Merangin H Mashuri pada pengarahan Gelar Pasukan dan Perakatan Karhutla di halaman depan kantor bupati Merangin, telah terpantau BMKG sebanyak 73 titik hotspot di Provinsi Jambi. Guna mengantisipasi dampak akibat terjadinya bencana Karhutla tersebut jelas Wabup, perlu dilakukan upaya-upaya yang bersifat cepat, tepat dan terpadu sesuai dengan standar untuk mengurangi berbagai dampak bencana yang terjadi. ‘’Oleh karena itu sebagai kesiapan mengantisipasi dampak bencana ini, kita telah menetapkan status siaga darurat sejak 10 Juli 2019 lalu melalui keputusan Bupati Merangin nomor 335/BPBD/2019,’’ujar Wabup. Langkah-langkah yang perlu diambil lanjut Wabup, melakukan pemantauan dan mengambil tindakan yang diperlukan, memantau daerah rawan kebakaran hutan dan lahan melalui operasi darat. Selain itu melakukan pemetaan daerah-daerah rawan kebakaran hutan dan lahan, melakukan sosialisasi tentang bahaya kebakaran hutan dan lahan serta operasi penegakan hukum. ‘’Kita juga mengaktifkan posko Crisis Center, membuka Posko Lapangan, mensiagakan Tim Reaksi Cepat dan mengambil langkah-langkah cepat yang diperlukan,’’jelas Wabup. Gelar Pasukan dan Peralatan Karhutla itu diikuti Pasukan dari TNI, Brimob, Polisi, Satpol PP, Pemadam Kebakaran dan Badan Penaanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Merangin. (teguh/humas)