Bangko-Guna mengejar diraihnya Piala Adipura 2019, keluarga besar warga Sapta Marga Desa Sungai Ulak Kecamatan Nalotantan pada Sabtu (26/10),  bergotongroyong mengecor pelebaran badan jalan. Menariknya pelebaran badan jalan tersebut, dilakukan warga Rt 11 secara swadaya. Warga dengan sukarela menyumbang semen satu sampai lima sak perkepala keluarganya. Diakui beberapa warga, memang jalan yang mereka dicor tersebut merupakan salah satu titik jalur penilaian Adipura. ‘’Kondosi aspal jalan itu, dibagian tepinya sudah hancur, yang utuh hanya dibagian tengahnya saja,’’ujar Junaidi ketua RT 11. Melihat kondisi jalan yang buruk itu, warga secara beramai-ramai berupaya memperbaikinya dengan cara swadaya. Selain semen, warga juga menyumbang pasir dan koral. Warga tidak ingin hanya karena kondisi jalan yang buruk di wilayahnya, akan mengganggu diraihnya Piala Adipura. Kondisi jalan yang panjangnya sekitar 300 meter itu sekarang sudah mulus dan kebar. Untuk memuluskan jalan yang menjadi ‘urat nadi’ warga kawasan perumahan di Sungai Ulak tersebut, memang tidak mudah. Warga tidak hanya bergotongroyong mengecor bahu jalan, tapi juga menimbun. Hal ini karena ada bahu jalan yang menyempit, yang berada dipendakian akibat tergerus air, sehingga warga juga secara swadaya membeli tanah timbunan untuk meratakannya. Besar harapan warga, ketika tim penilai turun ke kawasan itu, tidak lagi terganggu dengan kondisi jalan yang buruk, karena sekarang sudah dalam kondisi mantap untuk dilalui.(teguh/humas) ">

Kejar Adipura, Warga Sapta Marga Cor Jalan · Bergotongroyong, Dilakukan Secara Swadaya


   Bangko-Guna mengejar diraihnya Piala Adipura 2019, keluarga besar warga Sapta Marga Desa Sungai Ulak Kecamatan Nalotantan pada Sabtu (26/10),  bergotongroyong mengecor pelebaran badan jalan. Menariknya pelebaran badan jalan tersebut, dilakukan warga Rt 11 secara swadaya. Warga dengan sukarela menyumbang semen satu sampai lima sak perkepala keluarganya. Diakui beberapa warga, memang jalan yang mereka dicor tersebut merupakan salah satu titik jalur penilaian Adipura. ‘’Kondosi aspal jalan itu, dibagian tepinya sudah hancur, yang utuh hanya dibagian tengahnya saja,’’ujar Junaidi ketua RT 11. Melihat kondisi jalan yang buruk itu, warga secara beramai-ramai berupaya memperbaikinya dengan cara swadaya. Selain semen, warga juga menyumbang pasir dan koral. Warga tidak ingin hanya karena kondisi jalan yang buruk di wilayahnya, akan mengganggu diraihnya Piala Adipura. Kondisi jalan yang panjangnya sekitar 300 meter itu sekarang sudah mulus dan kebar. Untuk memuluskan jalan yang menjadi ‘urat nadi’ warga kawasan perumahan di Sungai Ulak tersebut, memang tidak mudah. Warga tidak hanya bergotongroyong mengecor bahu jalan, tapi juga menimbun. Hal ini karena ada bahu jalan yang menyempit, yang berada dipendakian akibat tergerus air, sehingga warga juga secara swadaya membeli tanah timbunan untuk meratakannya. Besar harapan warga, ketika tim penilai turun ke kawasan itu, tidak lagi terganggu dengan kondisi jalan yang buruk, karena sekarang sudah dalam kondisi mantap untuk dilalui.(teguh/humas)


Bagikan ke Jejaring Sosial