Bangko - Perkataan seorang ibu kepada anaknya itu adalah sebuah doa. Makanya bila seorang ibu sedang memarahi anaknya, hendaknya jangan mengucapkan perkataan yang buruk atau memaki si anak.
Hal tersebut dikatakan Pembina Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Merangin Hj Hesti Haris, ketika menghadiri acara pertemuan rutin organisasi ibu-ibu pejabat di jajaran Pemkab Merangin, Rabu(22/1).
Pada acara yang berlangsung di Aula Kesbangpol Merangin tersebut, Hj Hesti Haris mengajak para ibu-ibu untuk tidak mengucapkan perkataan dan ucapan buruk, ketika sedang memarahi anaknya.
‘’Misalnya ketika balita kita memanjat pohon, jangan kita bentak dengan berkataan, ‘Mengapa manjat-manjat pohon, jatuh baru rasa’. Perkataan seorang ibu itu doa dan anak tersebut bisa jatuh beneran,’’ujar Pemilik Taman Bunga Hesti’s Garden ini.
Ucapkanlah pinta wanita pecinta bunga ini, dengan perkataan dan ucapan yang bagus-bagus, seperti ‘Hati-hati nak manjat bohonnya, nanti kamu jadi anak sholeh yang pintar dan cerdas’.
Pada kesempatan itu, Hj Hesti Haris juga minta kepada para ibu-ibu DW Persatuan, untuk tidak merasa minder ketika kehidupannya sedang berada dibawah dan jangan merasa paling tinggi ketika berada diatas, dimanapun berada harus bisa menyesuaikan.
‘’DW mempunyai tugas pokok, menjalin hubungan baik dengan berbagai pihak, membina anggota, memperkokoh rasa persatuan dan kesatuan, meningkatkan kepedulian sosial dan sebagainya,’’jelas wanita peraih segudang prestasi ini.
Menariknya pada pertemuan rutin bulanan DW Persatuan tersebut, Hj Hesti Haris mengajak ibu-ibu memanfaatkan kekuatan energi positif. Salah satunya dicontohkan Ketua TP PKK Merangin ini dengan mematahkan sebatang pensil dengan jari.
‘’Ibu-ibu kosentrasi, pejamkan mata dan terus berpikir positif, kalau ibu mampu mematahkan sebatang pensil ini dengan jari telunjuk. Ingat kosentrasi dan terus berpikir positif,’’pinta Hj Hesti Haris.
Setelah semua ibu-ibu yang hadir mengayunkan jarinya fokus ke sasaran, sebatang pensil itu patah. Hanya beberapa ibu saja yang tidak mampu mematahkannya, karena tidak kosentrasi dan tidak berpikir positif. Tapi setelah diulang pensil itu patah juga.
‘’Ini artinya kalau kita selalu berpikir negatif, pasti semua jadi negatif. Tapi kalau kita selalu berpikir positif maka semua akan jadi positif. Mengapa kebutuhan kita selalu kurang karena kita berpikir negative selalu kekurangan. Tapi kalau kita berpikir positif lebih, maka akan jadi lebih,’’jelasnya lagi. (febria/kominfo)