H Al Haris: Manfaatkan Lingkungan Rumah dengan Bioflok
· Solusi Bagi Warga Tak Punya Kolam Rawa
12 Februari 2021
Dipublikasikan oleh Admin
Daerah
Dibaca 754 Kali
Bangko - Sekarang ini bagi warga yang tidak mempunyai lahan rawa-rawa atau tidak mempunyai kolam, masih bisa melakukan budidaya ikan. Menariknya budidaya ikan itu, bisa dilakukan dengan mudah dan hasilnya sangat melimpah.
Bagaimana caranya? Dijelaskan Bupati Merangin H Al Haris, budidaya ikan itu bisa dilakukan dengan cara bioflok. Dimana tempat memelihara ikannya dibuat dari keranjang besi yang melingkar berdinding terpal.
‘’Hari ini kita panen perdana budidaya ikan kolam bioflok. Jenis ikan yang dibudidaya Lele dan lihat sendiri hasil panennya luar biasa melimpah,’’ujar Bupati ketika panen ikan kolam bioflok di Desa Pinang Merah, Jumat (12/2).
Kolam bioflok tersebut terang bupati, sangat bagus sekali dikembangkan di perkarangan rumah, sehingga bisa memenuhi kebutuhan ikan keluarga tersebut. Air yang dibutuhkan juga tidak harus air bersih.
Bahkan warga yang tergabung dalam kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) di Desa Pinang Merah, memanfaatkan air bekas budidaya ikan itu sebagai bahan pupuk cair tanaman pertanian.
Sekarang ini lanjut bupati didampingi Kapolres Merangin AKBP Irawan Andy, sudah ada sekitar 700 bioflok yang dikembangkan warga tergabung dalam Pokdakan. Di Desa Pinang Merah sendiri, ada dua lokasi Pokdakan sistem kolam bioflok tersebut.
Keuntungan lain budidaya ikan menggunakan kolam bioflak itu terang bupati, penggunaan pakan lebih efektif dan efisien, produktivitas ikan yang dihasilkan cukup tinggi, hemat air dan ramah lingkungan.
Bioflok sendiri berasal dari kata bios yang artinya “kehidupan” dan flok “gumpalan”. Jadi bioflok adalah kumpulan dari berbagai organisme (bakteri, jamur, algae, protozoa, cacing dll), yang tergabung dalam gumpalan (floc).
Bioflok dapat terbentuk jika ada empat komponen yaitu, sumber karbon, bahan organik dari sisa pakan dan kotoran ikan, bakteri pengurai dan ketersediaan oksigen yang cukup.
Terbentuknya bioflok terjadi melalui pengadukan bahan organik oleh aerasi supaya terlarut dalam kolom air, untuk merangsang perkembangan bakteri heterotrof aerobik (kondisi cukup oksigen) menempel pada partikel organik.
Bakteri itu menguraikan bahan organik (mengambil C-organik), selanjutnya menyerap mineral seperti ammonia, fosfat dan nutrient lain dalam air, sehingga bakteri yang menguntungkan akan berkembang biak dengan baik.(teguh/kominfo)
Bagikan ke Jejaring Sosial