Dikatakan bupati, Festival Silek adalah bagian dari tradisi Melayu di Merangin. Alhamdulillah masih bisa dipertahankan dan dilestarikan. ‘’Saya sangat bangga dengan kegiatan Festifal Pencak Silat ini,’’ujar Bupati.
Pencak silat lanjut bupati, bisa dijadikan sebagai media pendidikan bagi anak-anak, dimana seorang Pesilat tangguh tidak akan licik dan akan.bertarung dengan sempurna dan sportif.
Pesilat tidak mau menjatuhkan lawan dengan cara yang tidak benar. ‘’Jadi aplikasi positif dan sportif permainan ini juga harus kita lakukan di kehidupan sehari dan juga di dunia politik,’’tegas Bupati.
Dengan bertarung secara sportif lanjut bupati, maka akan melahirkan dan menciptakan sebuah keberhasilan atau kemenangan yang elegan. Bupati bersyukur karena Tradisi silat dan bantai adat jelang Ramadhan di Tabir masih terjaga kelangsungannya dengan baik.
‘’Saya berterimakasih kepada yang muda maupun yang sudah tua, karena masih bisa menjaga tradisi ini walaupun zaman dan generasi terus maju.Ini adat budaya kita maka harus kita jaga dan lestarikan sampai ke anak cucu kita nantinya,’’pinta Bupati.
Festival Silek Panyudom merupakan serangkain kegiatan perayaan Idul Fitri, bagi anak-anak muda yang hobi silat. ‘’Ini adalah tradisi anak negeri Melayu, tradisi disini masih sakral dan masih bertahan sampai sekarang ini,’’jelas Bupati lagi.
Selain itu, mempertahankan Rumah Tuo juga tradisi yang perlu dipertahankan dan termasuk unik serta langka. Tak heran bila Rumah Tuo termasuk cagar budaya daerah dan cagar budaya Negara.
Sementara itu, Ketua DPRD Merangin H Zaidan yang hadir pada kesempatan itu mengatakan, untuk membangun daerah harus penuh kehati-hatian. Bupati Merangin H Al Haris serius dalam membangun dan serius mewujudkan Tabir Raya.(teguh/humas)