Listrik yang dihasilkan nanti terang bupati, cahayanya akan lebih terang, karena aliran air sungai yang dibangun kapasitas airnya lebih besar. Jadi kalau debit aliran airnya kencang dan besar, tentu listrik yang dihasilkan juga akan besar. ‘’Jadi listrinya nanti akan hidup siang dan malam selama 24 jam. Tidak seperti PLTMH biasanya yang hanya dihidupkan pada malam hari. Nanti harus ada penjaga yang mengontrol kondisi air, jangan sampai PLTMH ini kebanjiran,’’pinta Bupati.
Selanjutnya bupati bersama rombongan meletakan batu pertama pembangunan Tugu Depati Tiga Kaum di Bukit Kayu Cupang Empat. Tugu ini merupakan Tugu Batas antara Desa Pulau Tengah dengan Desa Rantau Kermas. Sekedar diketahui, beberapa waktu lalu antara warga Desa Pulau Tengah dengan Desa Rantau Kermas nyaris terjadi ‘pertumpahan darah’ karena kisruh batas desa yang belum jelas. ‘’Jadi dengan dibangunnya Tugu Batas ini, tidak ada lagi perselisihan batas kedua desa. Batasnya sekarang sudah jelas di Tugu ini dan peta desa juga sudah kita serahkan ke masing-masing desa,’’terang Bupati. (teguh/humas)
Bangko-Ketika melakukan Perjalanan Tidur di Dusun (Pertisun) ke Desa Rantau Kermas Kecamatan Jangkat, Bupati Merangin H Al Haris melakukan peletakan batu pertama pembangunan dua proyek. Pertama bupati meletakan batu pertama pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). Proyek itu merupakan bantuan dari MCA (Indonesia-Amerika) yang berkekuatan 41 ribu waat listrik. ‘’Ini merupakan hadiah untuk warga Adat Serampas Desa Rantau Kermas, yang telah berupaya mempertahankan keberadaan hutan adat di desa mereka. Kita sangat berterimakasih sekali dengan MCA atas bantuan ini,’’ujar Bupati. Kekuatan listrik 41 ribu waat itu jelas bupati, sudah sangat mencukupi kebutuhan listrik warga Desa Rantau Kermas yang hanya membutuhkan tenaga listrik 30 ribu waat, sehingga masih tersisa 11 ribu waat lagi.
Listrik yang dihasilkan nanti terang bupati, cahayanya akan lebih terang, karena aliran air sungai yang dibangun kapasitas airnya lebih besar. Jadi kalau debit aliran airnya kencang dan besar, tentu listrik yang dihasilkan juga akan besar. ‘’Jadi listrinya nanti akan hidup siang dan malam selama 24 jam. Tidak seperti PLTMH biasanya yang hanya dihidupkan pada malam hari. Nanti harus ada penjaga yang mengontrol kondisi air, jangan sampai PLTMH ini kebanjiran,’’pinta Bupati.
Selanjutnya bupati bersama rombongan meletakan batu pertama pembangunan Tugu Depati Tiga Kaum di Bukit Kayu Cupang Empat. Tugu ini merupakan Tugu Batas antara Desa Pulau Tengah dengan Desa Rantau Kermas. Sekedar diketahui, beberapa waktu lalu antara warga Desa Pulau Tengah dengan Desa Rantau Kermas nyaris terjadi ‘pertumpahan darah’ karena kisruh batas desa yang belum jelas. ‘’Jadi dengan dibangunnya Tugu Batas ini, tidak ada lagi perselisihan batas kedua desa. Batasnya sekarang sudah jelas di Tugu ini dan peta desa juga sudah kita serahkan ke masing-masing desa,’’terang Bupati. (teguh/humas)