Pemkab Merangin

  • 16/10/2025

H M Syukur Minta Guru Budayakan Ucapan Maaf dan Terimakasih

Bangko-Guna memperkuat karakteristik diri, seluruh kepala sekolah dan tenaga pendidik di Kabupaten Merangin diminta membudayakan mengucapkan ‘maaf’ dan ‘terimakasih’ pada setiap komunikasi yang dilakukan.

 

Hal tersebut ditekankan Bupati Merangin H M Syukur, saat membuka acara Sosialisasi Pengimbasan Peningkatan Pelayanan Mutu Pendidikan, di Aula SDN 149/VI Pinang Merah Kecamatan Pamenang Barat, Kamis (16/7).

 

Pada acara yang diikuti para kepala sekolah, guru dan pengawas yang bertugas di Pamenang, Pamenang Barat, Pamenang Selatan dan Renah Pamenang tersebut, bupati secara terbuka mengungkapkan kekecewaannya.

 

H M Syukur kecewa karena rendahnya tingkat kedisiplinan yang ditunjukkan atas keterlambatan sebagian peserta sosialisasi tiba di lokasi acara. Bupati lebih dulu sampai ke lokasi acara dari pada para peserta.

 

‘’Hari ini, saya hadir secara khusus di sini. Saya semalam sampai pukul 02.00 Wib membahas anggaran. Saya diundang di sini pukul 09.00 Wib dan itu sudah menjadi kebiasaan saya tepat waktu hadir sebelum jam acara,’’ujar Bupati.

 

Sebelum acara sosialisasi itu dilakukan, bupati terlebih dahulu mengabsen para peserta. Ternyata benar, dari absen yang dilakukan bupati, banyak para kepala sekolah yang belum hadir, padahal jadwal mulai acara sudah lewat dari pukul 09.00 Wib.

 

Ditegaskan bupati, disiplin itu paling penting, apalagi bagi para tenaga pendidik. Manajerial diri, mulai dari kedisiplinan kerja, sosialisasi, hingga tanggungjawab kepemimpinan, harus dilakukan secara baik oleh para guru dan kepala sekolah.

 

‘’Bagaimana muridnya bisa berdisplin, kalau guru dan kepala sekolahnya tidak mencontohkan disiplin tersebut. Bagaimana pula murid bisa jujur kalau gurunya sendiri tidak jujur?’’tanya Bupati.

 

Ditegaskan bupati, pondasi karakter guru adalah kunci untuk mewujudkan visi misi ‘Merangin Baru’ dan memajukan anak didik. Selain disiplin, bupati juga menyoroti pola pengajaran. Bupati minta para guru untuk tidak lagi bersikap keras terhadap murid.

 

‘’Marah-marah kepada muridnya tidak bisa menyelesaikan masalah. Tidak ada anak yang nakal, tapi kita yang tidak memahami karakter anak didik kita. Saya minta para guru tinggalkan pola lama itu,’’pinta Bupati.

 

Guru diharapkan bupati, sering-sering melakukan komunikasi dengan para muridnya dan membangun komunikasi dengan para wali murid, jika ada siswa yang sulit didekati.

 

‘’Budayakan mengucapkan ‘terima kasih’ kepada orang lain, termasuk kepada anak didik kita. Kalau ada anak yang nakal, kemudian mereka mau berubah dan mendengarkan nasihat kita, maka ucapkanlah terima kasih. Kalau kita salah, minta maaf,’’pinta H M Syukur yang sempat mencontohkan budaya di Jepang.

 

Perubahan zaman dan pesatnya teknologi harap bupati, jangan sampai membuat para guru meninggalkan norma agama, sosial, budaya dan adat istiadat. Mutu pendidikan harus berjalan seiring dengan penjagaan karakter, sopan santun dan etika, yang semuanya harus dimulai dari para guru.(ivan-teguh/kominfo)

Share: